Definisi GHOIB Kajian Tentang Ilmu Ghoib Ketika anda akan mempelajari ngelmu tentu syarat utama anda harus percaya dan yakin adanya unsur ghoib. Sesuatu yang tak selalu bisa dijangkau dengan panca indera dan akal, namun nyata adanya. Bahkan terkadang berlawanan dengan teori hukum alam fisik (materi). Ghoib bisa berarti samar = elok, mengungkapkan kejadian, suasana yang tidak bisa diterima oleh nalar. Tidak logis dan rasional. Berbicara tentang hal ghoib seakan-akan berbicara yang mengada-ada. Namun tetap harus dipercayai bahwa ghoib itu ada. Manusia sendiri merupakan ciptaan yang terdiri dari 2 unsur, salah satunya berunsur ghoib. Yaitu selain jasad (fisik) juga ada Ruh, yang tidak bisa dilihat dengan mata, namun nyata keberadaannya sebagai lambang kehidupan manusia. Begitu juga dengan malaikat, jin, syetan beserta alam kehidupannya juga masuk dalam kategori ghoib. Adapula hal-hal atau kejadian yang ghoib yaitu kematian, akherat, surga, neraka, pembagian rejeki dan jodoh dsb. Saya tidak mengatakan Tuhan (Alloh swt) itu ghoib, karena tidak ada satupun dalam 99 Asma’-Nya yang menyebutnya Al Ghoib, yang ada hanya Al Batin untuk menggambarkan sifat “keghoibanNya”. Meski manusia berhasil membuka hijab keghoiban, namun bukan berarti bisa mengerti segalanya. Ini berarti ghoib dibagi menjadi 2 macam. Yaitu: 1. Ghoib Idhofie, yaitu hal-hal atau kejadian yang tidak dapat dimengerti orang awam, tetapi oleh orang-orang tertentu yang telah mengerti rahasianya, seluk-beluknya, hal itu tidak ghoib bagi mereka. Umpamanya seperti kekuatan magnetisme, tenaga Inti / Tenaga Dalam, ilmu-ilmu kanuragan, terawangan (menembus alam Jin) dan lain-lain sebagainya. 2. Ghoib haqiqie, yaitu hal-hal atau kejadian yang tidak diketahui oleh makhluk, baik manusia, malaikat, ataupun Jin, jadi hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Umpamanya seperti kapan hari kiamat tiba, pembagian rejeki, jodoh, ajal, dan rahasia ketuhanan lainnya. Ghoib Haqiqie inilah yang dimaksud dalam ayat Al-Quran berikut ini: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak (pula) sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Makhfuzh)” (QS. Al An’am : 59) Hal ini perlu dipahami agar tidak salah kaprah nantinya dalam mensikapi tentang hal-hal yang ghoib.Definisi KLENIK Kajian Tentang Ilmu KlenikSekarang ini kehidupan serba mekanis, rasional, dan disebut sebagai jamannya teknologi. Sehingga rasanya menjadi manusia kuno bila masih mengamalkan doa dan mantra. Dan sebagian orang lainnya menganggap sebagai suatu kemunduran bila masih mengamalkan ilmu-ilmu spiritual, mistik, aji-mantra dan sejenisnya. Padahal, sesungguhnya apa yang disebut sebagai ilmu-ilmu spiritual, ghoib dan aji mantra tidak akan lekang oleh jaman. Ia abadi sampai kapanpun. Dan mempelajari, memahami hal-hal yang bersifat kerohanian & spiritual tidaklah bermakna klenik.
“Orang yang mengatakan klenik itu khan orang yang belum mengerti dan tidak mau belajar” mengutip kata mendiang Ki Hudoyo Doyodipuro, Occ (Paraspikolog & ahli Horoskop Jawa).
Sebenarnya apakah ilmu klenik itu?
Achmad Chodjim, seorang praktisi spiritual berpendapat, Klenik bukan hasil “othak-athik mathuk” (bukan sesuatu yang dikarang-karang lalu cocok) masuk logika. Sesuai nalar. Klenik tidak demikian! Selama ini, anggapan orang tentang klenik itu salah kaprah. Suatu kesalahan tetapi sudah dianggap sebagai hal yang lazim, yang tidak dipandang salah lagi.
Kata “klenik” ada didalam kultur Jawa, ada didalam bahasa Jawa. Arti yang sebenarnya adalah sesuatu yang tersembunyi. Hal yang dirasahasiakan untuk umum. Dalam kultur Jawa ada ilmu yang disebut ilmu tua. Yaitu, ilmu yang diajarkan kepada mereka yang sudah matang dalam kesadarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan, atau disalahartikan. Ilmu yang demikian ini adalah klenik.
Tiga Macam Ilmu
Dalam budaya Jawa dikenal ada tiga macam ilmu. Yaitu ilmu katon, ilmu karang, dan ilmu klenik.
Ilmu katon adalah pengetahuan yang diperoleh dari hasil persepsi panca indera. Katon artinya dapat dilihat. Visible. Berbagai macam pengetahuan teknik seperti teknik membuat rumah, teknik bertani, teknik permesinan, teknik kelistrikan, teknik elektronika dan lain-lainnya ada dalam lingkup ilmu katon.
Dalam kategori 3 macam ilmu ini, Ilmu karang termasuk istilah yang kurang beruntung. Kenapa demikian? Karena sebagian orang menganggap bahwa ilmu karang itu tergolong ilmu yang menyesatkan. Pandangan sesat ini terjadi karena ilmu karang dipandang sebagai hasil mengarang saja. Sehingga ilmu sihir, santet dan lain-lainnya itu dimasukan dalam wilayah ilmu karang.
Padahal, ilmu karang itu merupakan hasil karya dari pengarangan. Simbol dan namanya dikarang, karena sebelumnya tidak ada. Contohnya adalah ilmu-ilmu seperti matematika, bahasa, fisika dan lain-lainnya dikategorikan dalam ilmu karang. Simbol tambah (+), simbol kurang (-), bagi, kali dan lain-lainnya yang ada di matematika itu hasil karangan yang akhirnya disepakati oleh pihak-pihak (para ahli) yang berhubungan dengan matematika. Sebelum ada matematika (ilmu hitung, aljabar dan sejenisnya), ya tidak ada lambang-lambangnya. Harus dikarang dulu lambangnya dan disampaikan kepada orang lain.
Lalu apa ilmu klenik itu? Ilmu Klenik adalah Pengetahuan yang menjelaskan hal-hal yang gaib. Hal-hal yang bersifat tersembunyi. Wilayah misteri. Salah satu ilmu atau pengetahuan yang ada diwilayah klenik adalah agama. Banyak hal dalam agama yang tidak dapat diuji kebenarannya (diverifikasi). Kebenarannya hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menempuh ilmu makrifat. Bagi orang awam kebenaran agama cukup diyakini. Ini klenik namanya! Namun jangan salah terima, ini tidak berarti agama menyesatkan orang. Tidak demikian. Hal-hal yang bersifat klenik pun dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia. Bukan untuk mendorong manusia ke dunia gelap. Banyak orang yang salah anggapan. Klenik disamakan dengan upaya mengarang agar cocok hasilnya. Orang yang menganggap klenik sebagai “othak-athik gathuk”, maka ia dapat disamakan dengan Marx yang menganggap agama sebagai candu. Sungguh naif apabila kita tidak memahami suatu ilmu, lalu ilmu itu kita golongkan ke dalam tahayul atau klenik yang selama ini dipahami oleh banyak orang, yaitu “othak-athik gathuk”
No comments:
Post a Comment